Wednesday, February 28, 2007

Mencintai Atau Dicintai

27 Februari

Selasa malam, jam setengah 8. Hp gue bunyi.

"Hai..."
Halo..
"Kamu lagi ngapain?"
Lagi ama anak-anak..
"Udah makan?"
Ini lagi mau ngerayain ulang tahun bareng-bareng sama anak sekantor. .
"O.. ya udah. Kamu jangan pernah lupa makan ya. Jangan terlalu gila kerja"
Iya. Makasih ya.
"Aku cuma pengen denger suara kamu kok"
Iya... kamu jangan sedih-sedih ya..
"Iya.."
Janji, kamu jangan sedih-sedih..
"Iya.. Ya uwis ya"
Iya.. Assalamualaikum..
"Walaikumsalam"

Itu tadi obrolan yang super singkat dengan satu orang yang punya kemungkinan besar bisa bikin gue bahagia banget. Gue memutuskan buat gak ketemu dia lagi beberapa waktu lalu. I got nuthin' to say. Gue gak cinta dia, tapi harus diakuin, gue nikmatin banget perhatian dan semua cinta dia. But again.... Gue gak cinta dia.

----

Gue pulang jam 11 malam. Nerima telpon dari sahabat gue. She said she is leaving for a job in Jakarta. *sigh* Turn out to be the job isn't really worth it enough. Relief. Bisa gempor tangan gue kalau harus ganti kartu starone dengan fren tiap malem. Though i have to say, it is always fun listening to her mumblings.

Jam setengah 12, nggak bisa tidur. Ada yang kurang. Ada yang ganjel.. *But i swear to god, i was not turned on. Hehehehe...* Akhirnya buka tas, ambil DVD yang gue pinjem dari Ivan si penyiar pagi - Jackass Number Two, dan ngabisin 1,5 jam berikutnya liat film super gak penting sambil ketawa dan sesekali nahan mual.

I felt like a truly jackass, that was why i watched Jackass.

----

28 Februari

Jam 7 pagi. Nggak sholat. Kebangun dengan satu pertanyaan. *Huh, i got fed up with my own questions actually*

"Mencintai atau Dicintai?"

Kalau dipikir-pikir, saat-saat gue paling bahagia adalah saat gue ngerasa jatuh cinta sama seseorang. Trus dari situ berkembang ekspektasi secara nggak langsung. Berharap akan dicintai juga. Tapi kadang harapan buat dicintai itu bodoh. Terakhir kali gue inget, harapan itu sempet bikin gue jatuh bangun gak karuan. Ngerasa gak oke as a person , ngerasa gak worth it buat dicintai, ngerasa a-z yang gak jelas lah pokoknya. Yang pasti terakhir kali gue mencintai, gue jadi bangkrut sih. Bodoh memang.

Dari situ mulai deh belajar buat lebih nerima cinta. Gue mungkin gak cinta, tapi gue cinta cara mereka mencinta. Huh, I thought I was smart then. Bodoh juga. Diserang sama rasa bersalah terus-terusan. Imagining the one I'm with did not deserve less than they give.

"I'm starting to believe in Karma"

Kalau aja satu waktu mereka sakit ati karena gue jadi oppurtunis dari segala perhatian mereka; satu waktu nantinya, mungkin aja gue yang ganti ngerasa sakit.

So......
Gimme answer people..
Mencintai atau Dicintai?

-------------------------------------------------------------------
Ditulis sambil denger lagu Nidji - Bila Aku jatuh Cinta...
...sambil menikmati karma yang sedang berjalan.

3 Comments:

Blogger masbass said...

mencintai orang yang mencintaimu mirza. as simple as that! :)

7:39 PM  
Anonymous Anonymous said...

before giving you the answer,...here's a real comment on your posted blog :)

Do you need love or do you need companionship?
If you do need love, you do not need to crave, soalnya love itu kaya kuntilanak :P semakin jauh semakin dekat, dan semakin dekat semakin jauh. Kenapa juga harus dicari2 terus? Let it flow :) when it comes, you will feel the glitter, and the vibe, the heartbeat, everything will be wonderful!

Now the answer, mencintai itu sebenarnya lebih indah karena capeknya berbunga2 kalo dicintai capeknya nyakitin dan nyumpekin. aku milih mencintai aja :) kalo kamu mencintai belum tentu gak dicintai balik
tp kalo kamu dicintai, isn't it fun when it's hard to get? :P

Mencintai! :P

6:39 PM  
Blogger ed said...

hidup adalah pilihan, sama halnya dengan pilihan kamu untuk menjalani hidup kamu saat ini. selama membuat kamu bahagia...mencinta dan dicinta... dua pertentangan.. tapi alangkah baiknya jika kamu bisa melakukan kedua - duanya? tidak perlu memikirkan yang orang lain lakukan kepadamu atao apa yang bisa kamu berikan pada mereka. hanya semata mata meng-atas-nama-kan cinta.cinta ya.. cinta... tanpa harus ada alasan dan tanya. kalo terdapat alasan, berarti ada pamrih. berarti tidaklah tulus cinta itu sendiri. bukankah cinta itu sendiri sangatlah sederhana, tanpa harus ada alasan kenapa kita mesti mencintai dan dicinta....

10:36 PM  

Post a Comment

<< Home