Tuesday, July 24, 2007

Loving The History

There were time when I was being so shallow.
There were time when I look at someone only from what they have.
Time when I look at someone only from what they can do.
Time when I look at someone only fromhow it seems they can make me happy.
I was young, and i was dumb.
Things are in procces.
Forcing things to be in our way doesnt seem to be the smartest things to do.

I know how it feels now.
To fall in love with my history.
To feel longing for someone i used to avoid.

I know how it feels now.
I fall in love with you.
Just hope that you might know.

Thursday, June 14, 2007

Kenapa

Kenapa ya, kalau kita mencinta, justru semuanya lebih susah?
Bukannya kata 'cinta' itu harusnya lebih memudahkan?
Sepertinya sih nggak selalu gitu..

Jadi salah nggak kalau di satu waktu, kita melenceng dari cinta?
Salah nggak kalau kita memutuskan untuk 'moving on'?

Soalnya kadang 'cinta' justru bikin luka
Kalau emang kedua pihak yang harus mencinta malah saling ngejauh

Takut?
Bisa jadi itu alasannya.

Rapuh? *ini terjemahan yang bener untuk vulnerable nggak ya?*
Bisa jadi hasilnya.

Tapi kenapa ya 'moving on' dari perasaan sendiri itu susahnya bukan main

Cinta bikin orang jadi melemah?
Mungkin bener.

Wednesday, May 23, 2007

When Love Ends

Love ends when money is involve
That is shallow

Love ends when one flesh is not enough
That is everyday

Love ends when one doesn't feel the same
The other one need to survive

Love ends when one is gone
That is life

Love ends when both sides are in love
That is tragic

--

Another new theory about love.
Written in Babyface - When Can I See You Again.

When Can I See You Again.. When Can My Heart Beat Again..

Sunday, May 06, 2007

The Puzzle

Angga : So how long have you've been single?
In terms of not kissing and all of those stupid shits? 5 days.
In terms of not being in actual relationship? 15 months

Angga : hmmm...

---

The tarot guy : Auramu lagi bagus-bagusnya nih , Mir. Bercahaya banget. Ini kalo kamu tebar pesona, bisa dapet pacar.
Aku nggak pengen tebar pesona. Tapi aku emang lagi kepikiran satu orang.
The tarot guy : Telpon dia lah. SMS lah paling nggak.
Takut.
The tarot guy : Aneh-aneh ae. Presentasi ke klien bisa bagus, nelpon aja kok takut.
Beda, mas. Aku sebenernya paling takut ngomongin perasaan kalau udah seneng ama orang.
The tarot guy : telpon lah. Sepertinya dia nungguin kok.
Sekarang?
The tarot guy : Setengah jam lagi. Jam 9 lah.
Takut.

---

Friday, April 27, 2007

Back To Basic

Back To Basic. That's an easy phrase. Everyone knows that. And anyone can experience it.

Boredom. That actually the trigger of changing. Changing behavior, changing style, changing preference, or even changing lover. But something never change. That is what stays inside ourself. Well, one can not lie to himself all the time, right?

This what happened to me recently. I tried so many different kinds. *Dont ask!* But somehow my self nature preference always hit me back.

The luminence of a small eyes.
The crystal clear packaging.
The essence of healthy physics.
The capacity of extraordinary thought.
And...
The risk of another heart broken.

Back to Basic. Is one always hit back to his basic? Could be, eventhough many risk are involved in it.

--

Sunday, April 01, 2007

Period

I try
I stay
I wait
I give up

--

It's not really my time to proof
I know how to love

--

Let me see and let me feel
Just the way it should be

--

I give up.
Period.

------

Inspired by Sergio Mendez "Don't fall in love with me"
Written in rainy afternoon.

Saturday, March 24, 2007

The Pattern

Pernah nggak kita mikir kalau ternyata hidup ini hanyalah sekumpulan pola-pola dari hal yang kita suka aja. Banyak hal yang seolah mengulang-mengulang, sampe jadi satu hal yang ngebosenin. Sebut aja makanan, kerjaan, cinta, atau apapun itu, pasti selalu ada pola khusus dari kita.

Renald Kashali di bukunya "Recode Your DNA" menyebutkan kalau pola-pola itu, selain adalah hal-hal yang kita suka, ada hubungannya juga dengan turunan DNA yang kita punya, dan juga pengaruh lingkungan. Tapi lingkungan hanya membentuk kita sampai tahap dewasa muda. Setelah itu, besar kemungkinan ego kita yang membentuk pola-pola dalam hidup.

*Makanan
Pasti ada kesukaan dan tata cara makan yang kita nggak bisa hindari. Misalnya, suka makan pedas, harus dengan kerupuk, vegetarian, nggak bisa makan berlemak, dan lain-lain sebagainya.

*Kerjaan
Nggak begitu banyak orang yang berani lintas bidang. Begitu karirnya diawali di satu bidang, pasti kebanyakannya pola bidang itu akan berulang. Katakanlah dunia radio. Banyak sekali yang tinggal lama di dunia itu, bahkan mungkin di radio yang sama. Dunia marketing, pasti juga akan berkutat terus di bidang itu. Kalaupun beda perusahaannya, pasti item yang dijual akan kurang lebih sama.

*Cinta
Ada yang yang menyebutnya type, ada yang menyebutnya tidak sengaja berulang. Coba kita liat foto mantan-mantan pasangan kita, pasti ada satu-dua-tiga hal- atau bahkan banyak hal yang serupa tapi tak sama dari mantan-mantan kita.

----
Untuk yang terbahas terakhir tadi... Hmm, sepertinya.... history does repeat.
Baru aja sakit hati gue ilang setelah pacaran dengan orang yang satu itu, satu tahun lalu. Sepertinya tahun ini balik lagi gue jatuh cinta sama orang yang punya kualitas sama(atau mungkin lebih) dari mantan gue yang satu itu.
Beberapa persamaannya:
- Gorgeously good looking
- Perfect body type
- Sharply spoiled but try hard to look independent
- Ex Model
- Fashionable
Kelebihan yang recent ini adalah, well so far at least, dia lebih pinter dan kerjaannya lebih bagus.

Kelebihan dia langsung berasa ilang, begitu banyak hal yang keluar dari obrolan dia yang mirip seperti mantan gue, dan..... mulai sedikit mengganggu.
- Duuuh... udah mulai gendut nih
- Kok nggak tirus-tirus ya mukaku ini
- Bajuku udah nggak muat lagi
- Pengen lebih kurus, biar baju lama bisa kepake lagi.

Gak tau apakah faktor 'the pattern' ataukah memang rasa yang sebenernya...
Tapi gue masih jatuh cinta sama dia.

----------

Patern of Patern. It does existed.

Thursday, March 22, 2007

Much Love Less Love

Kalau perhatiin tulisan-tulisan yang muncul disini, hampir semua tentang cinta. Some people do ask whether they are real stories or just simply fictions.

The answer? They are.. as real as I wanted to think.
Some could be fiction, or just in the line of few hopes.

But talking about love, how often do we think about it? How often do we have to relate to it? How often do we have to deal with it?
Kalau buat gue sih, sering. Buat beli baju, kita pasti punya kecintaan sama model tertentu. Buat pilih mobil apa yang mau dimiliki, pasti juga punya satu pola sendiri. Buat kerja, kalau nggak cinta, pasti baru probation sudah males ngelanjut lagi.

But is Love something that we have to handle just like we handle clothings, cars, or works?
Biasanya aku bilang nggak. But somewhat.. i just dont quite sure anymore.

-----

One Long Weekend in March

Day 1 -
Waktunya memutuskan hubungan nggak jelas, dengan seseorang yang nggak jelas. Dia akan menikah. What future can you expect from that.
Last romantic moment. Dan dia berubah sedemikian rupa. Totally romantic freak. Sensitive. Caring. And all oll those stupid melancholy thing.
Gue bilang ke dia, "I dont want to see you anymore".
Nggak yakin juga sama keputusan yang ini. Dia berubah.

Day 2 -
Clubbing. Meeting an old fling.
Dulu, gue jatuh cinta dengan karakter dia. Tapi dia nggak bisa memutuskan sikap. Dan dulu, gue berekspektasi terlalu banyak. We remain friend. Walaupun memang kualitas dan kuantitas ketemu dan jalan kita nggak sebanyak biasanya. What we can I say, the relationship was in pause, if there were a relationship though.
Anyway, we met. Dan satu hal terjadi. It wasn't really meant to be. Dan hubungan kita jadi lebih aneh.

Day 3 -
A very nice date.
Nggak bisa jelasin hari yang ketiga ini. I was happy. Walaupun hanya ketemu dengan dia. Ngelakuin hal-hal yang biasanya dilakuin anak SMP kalau first date. Jalan-jalan nggak jelas. But I was really happy. The kind of person that i would want to see everyday. The kind of figure that i would drive miles away, just for a casual meeting of 5 minutes.
Gue rasa gue jatuh cinta.
Dia orang yang udah lama gue suka lihat. Hanya lihat. Gue bahkan nggak tau nama dia sampai baru-baru ini.
The thing is, i dont know whether this one i'm falling in love with now feel the same.

--------------
So, should we threat love like clothings? Harus ganti tiap hari? Atau kayak mobil yang selalu ada ban serepnya?
Dari cerita di atas, ya bisa aja seperti itu. Nggak seharusnya kayak gitu sih. Tapi itu yang lagi terjadi.

--------
Trivia : cerita di atas, kira-kira beneran atau fiksi hayoooo???
--------
Ditulis pas mau pulang kantor, sambil denger diana krall - the look of love.

Wednesday, February 28, 2007

Mencintai Atau Dicintai

27 Februari

Selasa malam, jam setengah 8. Hp gue bunyi.

"Hai..."
Halo..
"Kamu lagi ngapain?"
Lagi ama anak-anak..
"Udah makan?"
Ini lagi mau ngerayain ulang tahun bareng-bareng sama anak sekantor. .
"O.. ya udah. Kamu jangan pernah lupa makan ya. Jangan terlalu gila kerja"
Iya. Makasih ya.
"Aku cuma pengen denger suara kamu kok"
Iya... kamu jangan sedih-sedih ya..
"Iya.."
Janji, kamu jangan sedih-sedih..
"Iya.. Ya uwis ya"
Iya.. Assalamualaikum..
"Walaikumsalam"

Itu tadi obrolan yang super singkat dengan satu orang yang punya kemungkinan besar bisa bikin gue bahagia banget. Gue memutuskan buat gak ketemu dia lagi beberapa waktu lalu. I got nuthin' to say. Gue gak cinta dia, tapi harus diakuin, gue nikmatin banget perhatian dan semua cinta dia. But again.... Gue gak cinta dia.

----

Gue pulang jam 11 malam. Nerima telpon dari sahabat gue. She said she is leaving for a job in Jakarta. *sigh* Turn out to be the job isn't really worth it enough. Relief. Bisa gempor tangan gue kalau harus ganti kartu starone dengan fren tiap malem. Though i have to say, it is always fun listening to her mumblings.

Jam setengah 12, nggak bisa tidur. Ada yang kurang. Ada yang ganjel.. *But i swear to god, i was not turned on. Hehehehe...* Akhirnya buka tas, ambil DVD yang gue pinjem dari Ivan si penyiar pagi - Jackass Number Two, dan ngabisin 1,5 jam berikutnya liat film super gak penting sambil ketawa dan sesekali nahan mual.

I felt like a truly jackass, that was why i watched Jackass.

----

28 Februari

Jam 7 pagi. Nggak sholat. Kebangun dengan satu pertanyaan. *Huh, i got fed up with my own questions actually*

"Mencintai atau Dicintai?"

Kalau dipikir-pikir, saat-saat gue paling bahagia adalah saat gue ngerasa jatuh cinta sama seseorang. Trus dari situ berkembang ekspektasi secara nggak langsung. Berharap akan dicintai juga. Tapi kadang harapan buat dicintai itu bodoh. Terakhir kali gue inget, harapan itu sempet bikin gue jatuh bangun gak karuan. Ngerasa gak oke as a person , ngerasa gak worth it buat dicintai, ngerasa a-z yang gak jelas lah pokoknya. Yang pasti terakhir kali gue mencintai, gue jadi bangkrut sih. Bodoh memang.

Dari situ mulai deh belajar buat lebih nerima cinta. Gue mungkin gak cinta, tapi gue cinta cara mereka mencinta. Huh, I thought I was smart then. Bodoh juga. Diserang sama rasa bersalah terus-terusan. Imagining the one I'm with did not deserve less than they give.

"I'm starting to believe in Karma"

Kalau aja satu waktu mereka sakit ati karena gue jadi oppurtunis dari segala perhatian mereka; satu waktu nantinya, mungkin aja gue yang ganti ngerasa sakit.

So......
Gimme answer people..
Mencintai atau Dicintai?

-------------------------------------------------------------------
Ditulis sambil denger lagu Nidji - Bila Aku jatuh Cinta...
...sambil menikmati karma yang sedang berjalan.

Saturday, February 24, 2007

The Catastrophe Of A Release

Knowing a smile which might be drawn
....is equal to....
Feeling the tears which might be fall

Seeing a perfect picture which might be created
....is equal to....
Touching the fire which might be blazed

Capturing an eye of brightness
....is equal to....
Gaining a sense of sadness

-------

Sumpah, tulisan ini keluar abis gak ada acara seru di TV! Sucks!

-------

*Sometime a need to ask needed a privilege*