Monday, October 30, 2006

(doing it) For Friends and A Funeral

I told u to go by the book! You just didn't want to hear me out!

"But I want to give my affection. I want to understand them more"

Do you really think they will understand you too? Do you think they care about you as much as you to them? Wake up Mirza! You do it by the book, or you do it by giving out your heart, they would just see it as if you only do it by the book

-----------
I think I go crazy. Above was like a conversation with my heart. It just bitches me out of my own good will. It doesn’t do me any good. But.. Hey.. What is so wrong by giving it all for friends. Even if that means for friends and a funeral.

Tuesday, October 03, 2006

MUTIARA RAMADHAN: ALHAMDULILAH.. THERE ARE VALUES IN LIFE

Satu waktu di hari kedua puasa, disaat General Meeting, pas giliran harus menyampaikan progres report program department, cdma gue bunyi.

"Mas Chabib bengkel? Jam 11 siang, tumben nelpon? Ada apa ya?"

I didn't really pick up the phone. It would be rude for the meeting. Jadi gue silent aja telponnya. Dan setelahnya kejebaklah gue di rutinitas hari Senin. Sibuk. Baru keinget lagi kalau mas bengkel sempat nelpon hari itu setelah perut gue kenyang abis buka. Akhirnya, setelah tertunda lebih dari 8 jam, pas abis shalat Isya', gue telpon tukang bengkel yg baru punya anak Juli lalu itu.

"Halo mas? Tadi nelpon tah pagi-pagi? Ono opo?"

"Woe, sampeyan yak'opo kabare?"

"Yo wis ngene ae mas"

"Nggak, iki loh, aku ada mobil. Accord, silver, kondisine lumayan. Katanya mau ganti mobil wingi. Sampeyan liyat sik ae. Tukar tambah ae. Paling 10-15 juta tambahane."

Gw sempet diem bentar. Mobil tercinta gue memang rada ribet perawatannya sih.

"Ehmm.. Waduh mas Chabib, aku lagi kesusahan mas. Wingi abis sakit.."

"Loh, sik, loro opo sampeyan?"

"Ehm, pokoke ada hubungane sama pencernaan. Radang, sampe sempet ndak bisa jalan 2 hari. Kebanyaken daging, ndak pernah makan sayur.."

"Nang rumah sakit sampeyan?"

"Iyo, sempet, dokternya nyaranin operasi. 15 jutaan mas. Gak mampu aku. Lagian takut operasi. Makanya ke Sinse, alternatifan ngono. Iki wingi sebelum puasa persis selesai terapi-ne"

"Wis gak popo sampeyan?"

"Alhamdulilah mas.. Tp yo ngono, aku gak jadi ganti mobil sik. Lumayan wingi biayane. Separuhnya kalo operasi. Sorry yo mas"

"Alah mas, gak popo, sing penting sampeyan sehat sik"

Pembicaraan itu kurang lebih berakhir di situ. Agak sedih gue, niatan lebaran kali ini dengan sedikit foya-foya-in orang rumah dan mobil baru kayaknya tertunda.

Anyway, life goes on. Hectic. Kadang bikin stres. Pas puasa, kadang terasa berat, kadang kerasa cepet dengan keleluasaan pulang di jam 4 sore. Yang jelas, gue seneng banget pas tanggalan udah berubah hari ke Sabtu dan Minggu.

Di hari Minggu, pas mau siaran jam 9 pagi, gak disangka, cdma gue kasih kejutan yg lagi-lagi bisa dibilang 'kok tumben ya'. Ada sms dari mas Chabib bengkel.

‘Pagi mas? Gmn uda sembuh ta? Gini mas aq pengen maen ke rumah mas mirza,boleh ga? Trus alamatnya dimana?’

Gak nyangka, tukang bengkel gue ini bisa begitu peduli. Gue bales lah sms itu, lengkap dengan alamat rumah.

Dan…..
Senin malam, di hari ke-9 Ramadhan tahun 2006, gue bener-bener merasakan nikmatnya bulan suci ini.

Jam 7 malam, Mas Chabib, istrinya, Dahlan-anaknya yg baru 2,5 bulan, Ibunya, dan 2 keponakannya datang ke rumah. Gue persilakan masuk, dan ibu mas Chabib langsung cari nyokap gue. And, without knowing what was coming next.. Ternyata keluarga mas Chabib ngebawa sesuatu buat aku.

Kue kukus besar yang masih hangat(masih hangat bo!) dan mangga-mangga gadung yang besar.

Kunjungan overwhelming dari keluarga 'tukang bengkel'. Gue sempet bingung gimana harus bersikap. Apalagi, pas gue tau maksud tujuan mereka datang.

"Mas Mirza kan katanya baru sakit. Ini Mas chabib, ibu ama anak-anak pengen nengok mas. Agak khawatir" Yang ini diucapkan oleh sang istri, yang sumpah, gue ama dia jarang ngobrol.

Gue terharu. Gue gak pernah berpikir ternyata gue berhasil menorehkan kesan(yang tentunya gak gue sadari) yang baik di keluarga mas Chabib. And after that night, it is certain. Keluarga mereka sudah menorehkan satu hal yang luar biasa berkesan buat gue. Saat ini udah pasti, keluarga mas Chabib ADALAH keluarga gue.

Nyokap gue dengan santainya menggaris bawahi anugrah rasa yang baru kedapat malam hari itu.

"Ealah mir, apik atine keluarga iku yo. Nangdi ae koncomu sing sugih-sugih, sing mubile apik-apik pas wingi koen loro.."

Gue cuma senyum. Terharu, atas anugrah rasa yang baru gue dapat. Sadar kalau persahabatan dan persaudaraan bukan terbentuk akan materi, posisi, atau prestasi. Tapi persahabatan dan persaudaraan terbentuk dari HATI.

Terima kasih Tuhan atas HATI-Mu.

-------------------------------------------------------------------

"Allah tidak akan meninggalkan umatNya seorang diri. Allhamdulillah"

--------------------------------------------------------------------

Duh… jadi dalem gini ya? :)