Saturday, March 24, 2007

The Pattern

Pernah nggak kita mikir kalau ternyata hidup ini hanyalah sekumpulan pola-pola dari hal yang kita suka aja. Banyak hal yang seolah mengulang-mengulang, sampe jadi satu hal yang ngebosenin. Sebut aja makanan, kerjaan, cinta, atau apapun itu, pasti selalu ada pola khusus dari kita.

Renald Kashali di bukunya "Recode Your DNA" menyebutkan kalau pola-pola itu, selain adalah hal-hal yang kita suka, ada hubungannya juga dengan turunan DNA yang kita punya, dan juga pengaruh lingkungan. Tapi lingkungan hanya membentuk kita sampai tahap dewasa muda. Setelah itu, besar kemungkinan ego kita yang membentuk pola-pola dalam hidup.

*Makanan
Pasti ada kesukaan dan tata cara makan yang kita nggak bisa hindari. Misalnya, suka makan pedas, harus dengan kerupuk, vegetarian, nggak bisa makan berlemak, dan lain-lain sebagainya.

*Kerjaan
Nggak begitu banyak orang yang berani lintas bidang. Begitu karirnya diawali di satu bidang, pasti kebanyakannya pola bidang itu akan berulang. Katakanlah dunia radio. Banyak sekali yang tinggal lama di dunia itu, bahkan mungkin di radio yang sama. Dunia marketing, pasti juga akan berkutat terus di bidang itu. Kalaupun beda perusahaannya, pasti item yang dijual akan kurang lebih sama.

*Cinta
Ada yang yang menyebutnya type, ada yang menyebutnya tidak sengaja berulang. Coba kita liat foto mantan-mantan pasangan kita, pasti ada satu-dua-tiga hal- atau bahkan banyak hal yang serupa tapi tak sama dari mantan-mantan kita.

----
Untuk yang terbahas terakhir tadi... Hmm, sepertinya.... history does repeat.
Baru aja sakit hati gue ilang setelah pacaran dengan orang yang satu itu, satu tahun lalu. Sepertinya tahun ini balik lagi gue jatuh cinta sama orang yang punya kualitas sama(atau mungkin lebih) dari mantan gue yang satu itu.
Beberapa persamaannya:
- Gorgeously good looking
- Perfect body type
- Sharply spoiled but try hard to look independent
- Ex Model
- Fashionable
Kelebihan yang recent ini adalah, well so far at least, dia lebih pinter dan kerjaannya lebih bagus.

Kelebihan dia langsung berasa ilang, begitu banyak hal yang keluar dari obrolan dia yang mirip seperti mantan gue, dan..... mulai sedikit mengganggu.
- Duuuh... udah mulai gendut nih
- Kok nggak tirus-tirus ya mukaku ini
- Bajuku udah nggak muat lagi
- Pengen lebih kurus, biar baju lama bisa kepake lagi.

Gak tau apakah faktor 'the pattern' ataukah memang rasa yang sebenernya...
Tapi gue masih jatuh cinta sama dia.

----------

Patern of Patern. It does existed.

Thursday, March 22, 2007

Much Love Less Love

Kalau perhatiin tulisan-tulisan yang muncul disini, hampir semua tentang cinta. Some people do ask whether they are real stories or just simply fictions.

The answer? They are.. as real as I wanted to think.
Some could be fiction, or just in the line of few hopes.

But talking about love, how often do we think about it? How often do we have to relate to it? How often do we have to deal with it?
Kalau buat gue sih, sering. Buat beli baju, kita pasti punya kecintaan sama model tertentu. Buat pilih mobil apa yang mau dimiliki, pasti juga punya satu pola sendiri. Buat kerja, kalau nggak cinta, pasti baru probation sudah males ngelanjut lagi.

But is Love something that we have to handle just like we handle clothings, cars, or works?
Biasanya aku bilang nggak. But somewhat.. i just dont quite sure anymore.

-----

One Long Weekend in March

Day 1 -
Waktunya memutuskan hubungan nggak jelas, dengan seseorang yang nggak jelas. Dia akan menikah. What future can you expect from that.
Last romantic moment. Dan dia berubah sedemikian rupa. Totally romantic freak. Sensitive. Caring. And all oll those stupid melancholy thing.
Gue bilang ke dia, "I dont want to see you anymore".
Nggak yakin juga sama keputusan yang ini. Dia berubah.

Day 2 -
Clubbing. Meeting an old fling.
Dulu, gue jatuh cinta dengan karakter dia. Tapi dia nggak bisa memutuskan sikap. Dan dulu, gue berekspektasi terlalu banyak. We remain friend. Walaupun memang kualitas dan kuantitas ketemu dan jalan kita nggak sebanyak biasanya. What we can I say, the relationship was in pause, if there were a relationship though.
Anyway, we met. Dan satu hal terjadi. It wasn't really meant to be. Dan hubungan kita jadi lebih aneh.

Day 3 -
A very nice date.
Nggak bisa jelasin hari yang ketiga ini. I was happy. Walaupun hanya ketemu dengan dia. Ngelakuin hal-hal yang biasanya dilakuin anak SMP kalau first date. Jalan-jalan nggak jelas. But I was really happy. The kind of person that i would want to see everyday. The kind of figure that i would drive miles away, just for a casual meeting of 5 minutes.
Gue rasa gue jatuh cinta.
Dia orang yang udah lama gue suka lihat. Hanya lihat. Gue bahkan nggak tau nama dia sampai baru-baru ini.
The thing is, i dont know whether this one i'm falling in love with now feel the same.

--------------
So, should we threat love like clothings? Harus ganti tiap hari? Atau kayak mobil yang selalu ada ban serepnya?
Dari cerita di atas, ya bisa aja seperti itu. Nggak seharusnya kayak gitu sih. Tapi itu yang lagi terjadi.

--------
Trivia : cerita di atas, kira-kira beneran atau fiksi hayoooo???
--------
Ditulis pas mau pulang kantor, sambil denger diana krall - the look of love.